EKONOMI

KEDIRI KOTA - Meski kelesuan ekonomi sifatnya global, Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri harus segera merespons kondisi pasar. Pasalnya, jika tidak segera ditindaklanjuti, hal itu dikhawatirkan berdampak pada kondisi yang lebih suram di akhir tahun nanti.
“Memang ada perkiraan penjualan naik lagi ketika momentum tahun baru. Tapi jika penjualan tahunan hasilnya minus dibandingkan tahun lalu berarti tidak ada growth,” terang Reza Darmawan, ketua komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kediri, kepada Jawa Pos Radar Kediri.
Menurutnya, kondisi sepinya pasar memang tidak hanya terjadi di Kota Kediri. Daya beli masyarakat turun sehingga membuat mereka lebih selektif membelanjakan uangnya.
Tidak hanya itu, semakin mudahnya orang bertransaksi secara online melalui internet membuat mereka sedikit mengurangi intensitasnya berbelanja di toko-toko konvensional. “Online sekarang semakin merebak. Sehingga sedikit banyak memberikan dampak pada toko-toko offline,” beber politisi PAN tersebut.
Dengan kondisi yang demikian, Reza menyatakan, cukup mengapresiasi upaya pemerintah dalam mendorong para pelaku usaha. Terutama pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mulai memanfaatkan media sosial (medsos). Mereka telah membuka lapak untuk promosi produk dan melakukan transaksi secara online.https://www.jawapos.com/radar/uploads/radarkediri/news/2017/10/11/segera-respons-kondisi-pasar_m_19006.jpeg
“Patut diapresiasi dengan upaya-upaya yang sudah dilakukan,” jelasnya kepada wartawan koran ini.
Meski demikian, menurut Reza, ada beberapa hal yang masih harus dilakukan pemerintah untuk bisa kembali menggairahkan perekonomian Kota Tahu. Salah satunya adalah memprioritaskan belanja pemerintah di pasar lokal. Mulai dari belanja material, hingga penggunaan tenaga kerja.
Dengan begitu, uang akan banyak beredar di tingkat lokal. Sehingga bisa menggerakkan perekonomian dalam kota. “Apalagi DAU (dana alokasi umum, Red) tahun ini dikurangi oleh Pemerintah Pusat sehingga jumlah uang beredar semakin sedikit,” beber pria yang juga anggota Badan Pembentukan Peraturan Daerah (BP2D) tersebut.
Reza juga sepakat jika para pelaku usaha di Kota Kediri masih sangat memerlukan intervensi dari pemerintah. Pasalnya, kemandirian dari segi permodalan para pengusaha di Kota Tahu masih relatif kecil. Sehingga mereka tidak bisa menyiasati kondisi pasar murni dari kekuatan finansialnya.
“Berbeda dengan para pengusaha besar yang bisa menyiasati usaha dengan menggunakan modal besar. Bagi pelaku usaha mikro sebagian besar masih harus didampingi agar bisa berkembang,” katanya.
Pemerintah juga perlu melakukan pemetaan terkait skala usaha dan jenis usaha di Kota Kediri. Apakah ini dilakukan untuk mengendalikan jumlah usaha sejenis? Reza menampiknya. Pemetaan tersebut ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi pelaku usaha saja.
“Ini berguna untuk penentuan pajak para pelaku usaha. Jangan sampai pajak jusru membebani para pelaku usaha sehingga justru membuat usaha mereka tidak berkembang,” tandasnya.
Bagaimana jika ada usaha sejenis yang terlalu banyak sehingga membuat pasar menjadi jenuh? Menurut Reza, hal tersebut diserahkan sepenuhnya ke mekanisme pasar. Memang secara alamiah usaha-usaha yang tidak ada pembedanya pasti tidak akan berkembang dan tutup.
Makanya, diperlukan inovasi dan keuletan dari para pelaku usaha sendiri untuk mengembangkan usahanya tanpa campur tangan yang terlalu jauh dari pemerintah. Reza menambahkan, pemerintah dalam hal ini hanya bisa membantu dari segi pendampingan saja.
“Kalau misalkan pemerintah terlalu mengekang jenis usaha yang dilakukan masyarakat pastinya memberikan dampak yang tidak sehat,” tegasnya kepada wartawan koran ini.
Pemerintah juga jangan sampai terlalu fokus pada para pengusaha kecil dan menengah saja. Pengusaha besar juga harusnya sering diajak berkomunikasi dan berkoordinasi. Sehingga muncul sinergisitas.
Selain itu, lanjut Reza, pemerintah pun bisa memberikan suasana yang nyaman kepada investor. Ini agar mereka berminat untuk berinvestasi. Dengan demikian, stabilitas pasar di Kota Kediri terjaga.
“Jika investor nyaman dan memiliki pasar yang stabil pastinya mereka akan betah berinvestasi. Bahkan semakin mengembangkan usahanya di sini,” paparnya.
Untuk merealisasi itu semua, Reza sangat menekankan peran aktif dari pihak-pihak terkait di pemerintahan. Seperti dinas perdagangan dan perindustrian (disperdagin) juga bagian perekonomian. Satuan kerja (satker) pemkot ini harus lincah menanggapi dan melakukan pendampingan kepada para pelaku usaha di Kota Kediri. “Harapannya bisa lebih proaktif lagi,” pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Berita Terkini

Visitor

Flag Counter