KEDIRI KOTA -
Meski kelesuan ekonomi sifatnya global, Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri
harus segera merespons kondisi pasar. Pasalnya, jika tidak segera
ditindaklanjuti, hal itu dikhawatirkan berdampak pada kondisi yang lebih
suram di akhir tahun nanti.
“Memang ada perkiraan penjualan naik lagi ketika momentum tahun baru.
Tapi jika penjualan tahunan hasilnya minus dibandingkan tahun lalu
berarti tidak ada growth,” terang Reza Darmawan, ketua komisi C Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kediri, kepada Jawa Pos Radar
Kediri.
Menurutnya, kondisi sepinya pasar memang tidak hanya terjadi di Kota
Kediri. Daya beli masyarakat turun sehingga membuat mereka lebih
selektif membelanjakan uangnya.
Tidak hanya itu, semakin mudahnya orang bertransaksi secara online
melalui internet membuat mereka sedikit mengurangi intensitasnya
berbelanja di toko-toko konvensional. “Online sekarang semakin merebak.
Sehingga sedikit banyak memberikan dampak pada toko-toko offline,” beber
politisi PAN tersebut.
Dengan kondisi yang demikian, Reza menyatakan, cukup mengapresiasi
upaya pemerintah dalam mendorong para pelaku usaha. Terutama pengusaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mulai memanfaatkan media sosial
(medsos). Mereka telah membuka lapak untuk promosi produk dan melakukan
transaksi secara online.
“Patut diapresiasi dengan upaya-upaya yang sudah dilakukan,” jelasnya kepada wartawan koran ini.
Meski demikian, menurut Reza, ada beberapa hal yang masih harus
dilakukan pemerintah untuk bisa kembali menggairahkan perekonomian Kota
Tahu. Salah satunya adalah memprioritaskan belanja pemerintah di pasar
lokal. Mulai dari belanja material, hingga penggunaan tenaga kerja.
Dengan begitu, uang akan banyak beredar di tingkat lokal. Sehingga
bisa menggerakkan perekonomian dalam kota. “Apalagi DAU (dana alokasi
umum, Red) tahun ini dikurangi oleh Pemerintah Pusat sehingga jumlah
uang beredar semakin sedikit,” beber pria yang juga anggota Badan
Pembentukan Peraturan Daerah (BP2D) tersebut.
Reza juga sepakat jika para pelaku usaha di Kota Kediri masih sangat
memerlukan intervensi dari pemerintah. Pasalnya, kemandirian dari segi
permodalan para pengusaha di Kota Tahu masih relatif kecil. Sehingga
mereka tidak bisa menyiasati kondisi pasar murni dari kekuatan
finansialnya.
“Berbeda dengan para pengusaha besar yang bisa menyiasati usaha
dengan menggunakan modal besar. Bagi pelaku usaha mikro sebagian besar
masih harus didampingi agar bisa berkembang,” katanya.
Pemerintah juga perlu melakukan pemetaan terkait skala usaha dan
jenis usaha di Kota Kediri. Apakah ini dilakukan untuk mengendalikan
jumlah usaha sejenis? Reza menampiknya. Pemetaan tersebut ditujukan
untuk memberikan gambaran kondisi pelaku usaha saja.
“Ini berguna untuk penentuan pajak para pelaku usaha. Jangan sampai
pajak jusru membebani para pelaku usaha sehingga justru membuat usaha
mereka tidak berkembang,” tandasnya.
Bagaimana jika ada usaha sejenis yang terlalu banyak sehingga membuat
pasar menjadi jenuh? Menurut Reza, hal tersebut diserahkan sepenuhnya
ke mekanisme pasar. Memang secara alamiah usaha-usaha yang tidak ada
pembedanya pasti tidak akan berkembang dan tutup.
Makanya, diperlukan inovasi dan keuletan dari para pelaku usaha
sendiri untuk mengembangkan usahanya tanpa campur tangan yang terlalu
jauh dari pemerintah. Reza menambahkan, pemerintah dalam hal ini hanya
bisa membantu dari segi pendampingan saja.
“Kalau misalkan pemerintah terlalu mengekang jenis usaha yang
dilakukan masyarakat pastinya memberikan dampak yang tidak sehat,”
tegasnya kepada wartawan koran ini.
Pemerintah juga jangan sampai terlalu fokus pada para pengusaha kecil
dan menengah saja. Pengusaha besar juga harusnya sering diajak
berkomunikasi dan berkoordinasi. Sehingga muncul sinergisitas.
Selain itu, lanjut Reza, pemerintah pun bisa memberikan suasana yang
nyaman kepada investor. Ini agar mereka berminat untuk berinvestasi.
Dengan demikian, stabilitas pasar di Kota Kediri terjaga.
“Jika investor nyaman dan memiliki pasar yang stabil pastinya mereka
akan betah berinvestasi. Bahkan semakin mengembangkan usahanya di sini,”
paparnya.
Untuk merealisasi itu semua, Reza sangat menekankan peran aktif dari
pihak-pihak terkait di pemerintahan. Seperti dinas perdagangan dan
perindustrian (disperdagin) juga bagian perekonomian. Satuan kerja
(satker) pemkot ini harus lincah menanggapi dan melakukan pendampingan
kepada para pelaku usaha di Kota Kediri. “Harapannya bisa lebih proaktif
lagi,” pungkasnya.